Analisis Penggunaan Antibiotik pada Pasien Rawat Inap dengan Metode Defined Daily Dose dan Drug Utilization 90% di Rumah Sakit X Yogyakarta

Authors

  • Rosaria Ika Pratiwi Politeknik Harapan Bersama

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan antibiotik sebagai pengobatan penyakit infeksi terbukti menurunkan angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan mikroorganisme patogen. Mikroorganisme tersebut secara perlahan dapat mengalami resistensi terhadap antibiotik sehingga dapat menurunkan efektivitas antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan antibiotik dengan metode DDD/100 pasien hari rawat dan DU 90% di Rumah Sakit X, Yogyakarta. Metode: Desain deskriptif retrospektif digunakan dalam penelitian ini, melibatkan rekam medis pasien rawat inap bulan September 2022 – Mei 2023, dan sesuai kriteria inklusi berusia ≥18 tahun, mendapat terapi antibiotik, dan menjalani rawat inap di bangsal non-VIP di Rumah Sakit X, Yogyakarta, serta kriteria eksklusi data rekam medis pasien tidak lengkap. Analisis penggunaan antibiotik dilakukan berdasarkan metode DDD/100 pasien hari rawat dan DU 90%. Hasil: Lima besar antibiotic digunakan terbanyak berdasarkan DDD/100 pasien hari rawat antara lain ceftriaxone inj 1 g (43,71), cefixime cap 200 mg (33,95), levofloxacin inf 5 mg/ml, 100 mL (21,96), cefixime cap 100 mg (18,80), dan azithromycin tab 500 mg (11,10). Antibiotik segmen DU 90% meliputi ceftriaxone inj 1 g, cefixime cap 200 mg, levofloxacin inf 5 mg/mL, cefixime cap 100 mg, azithromycin tab 500 mg, metronidazole inf 5 mg/mL, ceftazidime inj 1 g, ciprofloxacin tab 500 mg, cefotaxime inj 1 g, meropenem inj 1 g, dan levofloxacin tab 500 mg. Kesimpulan: DDD/100 pasien hari rawat terbanyak adalah ceftriaxone inj 1 g (43,71) dan beberapa jenis antibiotik tercakup dalam segmen DU 90% sehingga berpotensi menyebabkan resistensi antibiotik. 

Kata Kunci: DDD/100 Pasien Hari Rawat, DU 90%, Penggunaan Antibiotik

Published

2025-06-24