Perlawanan Arung Palakka terhadap Hegemoni Kerajaan Gowa: Kajian Historis dan Sosial Budaya Perang Makassar (1666–1669)

Authors

  • Nuraeni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Akmal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Muh Alfiansyah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Mu’min Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Uniarti Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Nabila Khansa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Sri Wahyuni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Jusmiati Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Keywords:

Arung Palakka, Perang Makassar, Kerajaan Bone, Kerajaan Gowa, VOC, Siri’, Pesse’, Kolonialisme

Abstract

Abstract

This study aims to examine Arung Palakka's resistance to the dominance of the Gowa Kingdom in the context of the Makassar War (1666–1669), and to examine the socio-political background underlying the conflict. Arung Palakka was a central figure in the Bone Kingdom's struggle for independence from the hegemony of the Gowa Kingdom, through strategic collaboration with the Dutch VOC. This study uses a historical method with a qualitative descriptive approach through literature study, and applies an interdisciplinary approach, namely history, politics, sociology-religion, and cultural anthropology. The results of the study show that Arung Palakka's resistance was not only based on the interests of power alone, but also on cultural values such as siri', pesse', and the desire to eliminate oppression and forced labor carried out by Gowa against the Bone people. His collaboration with the VOC was the key to victory in the Makassar War and resulted in the Bungaya Agreement (1667), which had major implications for political repositioning in South Sulawesi. The implications of this study emphasize that figures such as Arung Palakka must be viewed contextually in the complex landscape of local struggles, not merely as colonial collaborators. This research is expected to enrich local historical studies and become a reference for further research on the dynamics of power in the archipelago in the 17th century.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perlawanan Arung Palakka terhadap dominasi Kerajaan Gowa dalam konteks Perang Makassar (1666–1669), serta menelaah latar belakang sosial-politik yang melatari konflik tersebut. Arung Palakka merupakan tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Kerajaan Bone dari hegemoni Kerajaan Gowa, melalui kolaborasi strategis dengan VOC Belanda. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi pustaka, serta menerapkan pendekatan interdisipliner, yaitu sejarah, politik, sosiologi-agama, dan antropologi budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan Arung Palakka tidak hanya dilandasi oleh kepentingan kekuasaan semata, tetapi juga oleh nilai-nilai budaya seperti siri’, pesse’, dan keinginan untuk menghapuskan penindasan serta kerja paksa yang dilakukan oleh Gowa terhadap rakyat Bone. Kolaborasinya dengan VOC menjadi kunci kemenangan dalam Perang Makassar dan menghasilkan Perjanjian Bungaya (1667), yang berimplikasi besar terhadap reposisi politik di Sulawesi Selatan. Implikasi dari penelitian ini menegaskan bahwa tokoh seperti Arung Palakka harus dilihat secara kontekstual dalam lanskap perjuangan lokal yang kompleks, bukan semata-mata sebagai kolaborator kolonial. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sejarah lokal serta menjadi rujukan bagi penelitian lebih lanjut mengenai dinamika kekuasaan di Nusantara pada abad ke-17.

 

Downloads

Published

2025-07-17

How to Cite

Nuraeni, Akmal, Muh Alfiansyah, Mu’min, Uniarti, Nabila Khansa, … Jusmiati. (2025). Perlawanan Arung Palakka terhadap Hegemoni Kerajaan Gowa: Kajian Historis dan Sosial Budaya Perang Makassar (1666–1669). Tumanurung: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 5(2), 95–104. Retrieved from https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tumanurung/article/view/57935

Issue

Section

Artikel