Hubungan Paparan Debu Terhirup Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Manado Sulawesi Utara Tahun 2017
DOI:
https://doi.org/10.24252/higiene.v3i2.3698Abstract
Upper respiratory tract infection has been one of top ten illness the last three years. In 2014 (28.579 cases), in 2015 (39.110 cases) and in August 2016 (27.068 cases). In community health service of Manado Port area, upper respiratory tract infection is on the top list. The high numbers of upper respiratory tract infection in the living area of loading and unloading workers and the high numbers of fatigue factor caused by heavy activities of the workers is assumed to be allegedly related with the inhaled dust exposure to lung function problems of loading and unloading workers in Manado Port. This research was conducted to analyze the relation of inhaled dust exposure and lung function problem of loading and unloading workers in Manado Port.
The research was observational with analytical approach and cross sectional design, with 60 samples of respondents. It consisted of 9 variables and the data was collected by interview, observation and measurement.
Bivariate analysis result proved that the risk factor of lung problems are use of mask (p=0,195; PR=0,648(95% CI=0,533 – 0,789). Smoking habit (p=0,786; PR=0,788(95% CI=0,361 – 1,719). Working period (p=0,143; PR=1,959(95% CI=0,896 – 4,283). Working duration (p=0,838; PR=0,831(95% CI=0,390 – 1,771) With potential variables affecting lung function impairment of loading and unloading workers is use of mask (p=0,195) and period of work (p=0,143).
There’s no significant correlation between use of mask, smoking habit, period of work, working duration, inhaled dust exposure and lung function disorder.
Keywords : inhaled dust exposure, lung function disorder, Manado Port
References
Damayanti T.Y.F, Ikhsan M., Sutjahyo. (2007). Hubungan Penggunaan Masker dengan Gambarab Klinis, Faal Paru dan Foto Thorax Pekerja Perpajan Debu Semen, Vol 57 No 9.
Direktoran Jenderal PPM & PL Depkes R.I. (2007). Pedoman Surveilans Faktor Risiko Bahan Kimia Berbahaya di Kawasan Pelabuhan. Jakarta: Depkes R.I.
Fordiastioko D. (2002). Prevalensi Kelainan Foto Thorax dan Penurunan Faal Paru Pekerja di Lingkungan Kerja Pabrik Semen. Jurnal Respirologi Indonesia April 2002, Vol 22 No 2.
Herlita R. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja di Kawasan Industri Mebel Antang Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat FIK Universitas Hasanudin 2013.
Liang Z.X., Wo F.H., Hu T.X., Xue S.X. (2003). The Economic Burden of Pneumokoniosis in China 2003, Vol 60.
Manado D.K. (2016). Sepuluh Penyakit Menonjol di Manado. Manado Post
Sastroasmoro S., Ismael S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. S Agung Seto.
Suma’mur. (2009). Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV. S Agung Seto.
Suryani M., Setiani O., Nurjazuli. (2005). Analisis Faktor Risiko Paparan Debu Kayu Organik di Udara terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu PT. Surya Sindoro Sumbing Wood Industri Wonosobo. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia April 20015, Vol 4 No 1.
Susanto A.D. (2011). Pneumokoniosis. J Indo Med Association, Vol 61 No. 12.
Sylvia A.P., Lorraine M. Wilson. (1995). Patofisiologi. Jakarta: ECG.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Informasi Hak Cipta
KEBIJAKAN HIGIENE : JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN (AKSES TERBUKA)
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).