Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar
DOI:
https://doi.org/10.24252/higiene.v4i1.5837Abstract
Puskesmas Panambungan merupakan Puskesmas yang paling tinggi angka keberhasilan pengobatan pasien TB Paru yang tertinggi di Kota Makassar sebanyak 65 pasien dan angka keberhasilan pengobatan mencapai 100%. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan Fenomenologi, melalui teknik wawancara mendalam. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan informan berdasarkan kriteria tertentu. Informan berjumlah 19 orang yang terdiri dari 8 Mantan Penderita TB Paru, 8 keluarga, dan 3 Kader Kesehatan TB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan informan mengenai Pengertian penyakit tuberkulosis (TB) Paru adalah Penyakit tarroko-roko, pindah-pindah dan penyakit menular. Penyebab dan penularannya adalah karena merokok dan minum alkohol penularannya melalui udara dan bekas makanan mantan penderita TB Paru. Gejala/Tanda-tandanya adalah batuk kurang lebih 2 minggu, batuk mengeluarkan darah. Pencegahan pertama yang dilakukan meminum air hangat pada saat ada gejala batuk ada juga yang langsung periksa ke Puskesmas dan Kepercayaan Pengobatan Pertama kali yang dilakukan oleh beberapa informan dengan meminum Daun-daunan (Miana) jika tidak ada perubahan pengobatan selanjutnya ke Tenaga Medis dan ada juga yang langsung berobat ke Tenaga Medis. Kepercayaan informan mengenai penyakit tuberkulosis (TB) paru yang di utarakan informan bermacam-macam yaitu penyakit batuk biasa, asma. Manfaat fasilitas kesehatan yang tersedia yang diutarakan Informan setelah berkunjung adanya perubahan batuk dan persaan yang lebih enak serta adanya informasi yang diketahui terkait pengobatannya.
Adapun dukungan informan keluarga dan informan kader kepada informan Mantan penderita tuberkulosis (TB) Paru yang di utarakan memberikan semangat, menjaga pola makan, menemani berobat serta menjadi PMO sehingga tingkat kesembuhan informan terjamin dan keberhasilan pengobatannya berhasil.
Kata Kunci : Pengetahuan, TB Paru, Peran Keluarga, Peran Petugas Kesehatan
References
Dinas Kesehatan Kota Makassar. ProfilKesehatan Kota Makassar Tahun 2013.http:// dinkes kota makassar .net/ download /718 Gabung %20 profil %202013 .pdf (12 November 2014).
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014.http://www.spiritia.or.id/dokumen/pedoman-tbnasional2014.pdf (1 Mei 2015).
Kementerian Kesehatan RI. (2012.). Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-Infeksi TB-HIV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Media, Yulfira. (2011). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat yang Berkaitan dengan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Koto Katik Kota Padang Panjang (Sumatera Barat)”.Jurnal Pembangunan Manusia .
Megawati, M., Azriful, A., & Damayati, D. S. (2016). Gambaran Epidemiologi Infeksi Oportunistik Tuberkulosis Pada Penderita HIV di Puskesmas Percontohan HIV/AIDS Kota Makassar Tahun 2015. HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(3), 126-132.
Susyanti. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB paru di wilayah puskesmaslorompong kabupaten luwu. Skripsi tidak diterbitkan.Makassar. Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
Suyanto. (2005). Studi etnografi terfokus pada penyakit Tuberculosis di kabupaten kebumen jawa tengah.
Tirtana Bertin Tanggap. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis paru dengan resistensi obat tuberkulosis diwilayah jawa tengah, .
World Health Organization (WHO). (2014). Global Tuberkulosis Report . http//www.who.int/hia/evidence/doh/en/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Informasi Hak Cipta
KEBIJAKAN HIGIENE : JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN (AKSES TERBUKA)
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).