Keselarasan Nilai Historis, Budaya Lokal, dan Unsur Islam dalam Ritual Asyura di Desa Pallantikang-Gowa
Keywords:
Masyarakat, Budaya, AgamaAbstract
The main problem discussed is how the harmony between historical elements, local culture, and Islam so that it gives birth to a new culture that reflects the harmony and alignment of the three? Next, it is broken down into sub-problems: 1) What is the background of the Ashura ritual in Pallantikang village? 2) What is the symbolic meaning in the Ashura ritual in Pallantikang village and 3) what is the reality of the harmony of historical elements, local traditions, and Islamic values in the Ashura ritual of the community in Pattallassang village, Pattallassang sub-district, Gowa regency? This type of research is classified as qualitative with the research approach used being a historical, anthropological, sociological, and religious approach. Primary sources were obtained from religious and community leaders. While secondary data were obtained from related reading materials. The data collection methods were observation, interviews, and documentation. The results of the study show that the historical element is inseparable from the issue of a major disaster and epidemic that will hit the community so that there is an initiative to take preventive measures (tolak bala'), so coinciding with the day of ashura the community performs the ritual to ward off bala' until today this history is believed from generation to generation. The red and white porridge served during rituals symbolizes life. The reality of the interaction between these three elements lies in the ingredients used, the stories associated with them, the readings read, and the strong beliefs.
Pokok masalah yang dibahas adalah bagaimana keserasian antara unsur-unsur historis, budaya lokal, dan Islam sehingga melahirkan budaya baru mencerminkan keserasian dan keselarasan dari ketiganya? Selanjutnya di breakdown menjadi sub masalah: 1) Bagaimana latar belakang ritual asyura di desa Pallantikang? 2) Bagaimana makna simbolik dalam ritual asyura di desa Pallantikang dan 3) bagaimana bentuk realitas keserasian unsur historis, tradisi lokal, dan nilai Islam dalam ritual asyura masyarakat di desa Pattallassang kecamatan Pattallassang kabupaten Gowa? Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan historis, antropologi, sosiologi, dan agama. Sumber primer diperoleh dari tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sedangkan data sekunder didapatkan dari bahan bacaan yang terkait. Metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur historisnya adalah tidak terlepas dari adanya isu akan adanya bencana besar dan wabah yang akan melanda masyarakat sehingga ada inisiatif untuk melakukan pencegahan (tolak bala’), maka bertepatan dengan hari asyura masyarakat melakukan ritual tolak bala’ hingga hari ini sejarah tersebut diyakini dari generasi ke generasi. Bubur warna merah putih yang disajikan saat ritual sebagai simbol kehidupan. Realitas persentuhan dari ketiga unsur tersebut terletak bahan yang digunakan, kisah yang dikaitkan, bacaan yang dibaca, serta keyakinan yang kuat.
References
Abdurrahman, Dudung, 2011. Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Cet. I; Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ade Saptomo, Hukum & Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum adat Nusantara, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009.
A.A Nugraha Yusa Darmadi, 2016. Penerapan sanksi Terhadap Pelanggar Delik Adat Khususnya Pelaku Pencurian Benda-Benda Suci, Laporan Hasil Penelitian.
Ali, Muhammad, ‘Islam and Local Tradition: A Comparative Perspective of Java and Sulawesi’, JICSA (Journal of Islamic Civilization in Southeast Asia), Vol. 20.No. 01 (2016).
Amin, Darot, 2000, Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama Media.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, Hasil penelitian, 2017, Iriani, Pemikiran Maccae ri luwu pada Sistem Kepemimpinan Tradisional di Luwu.
Bushar Muhammad, 1983, Pokok-Pokok Hukum Adat, Jakarta: Pradnya Paramita.
Chandra, Tasya Kartika & Nurhadi. “Sinkretisme budaya dan agama: Tradisi Selamatan dan Pagelaran Wayang Pesarean Gunung Kawi”. Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S), 1 (2), (2021), DOI 10: 135-141.
I Made Widyana, 1993, Kapita Selekta Hukum Pidana Adat, Bandung: PT. Eresco.
Jafaruddin, ‘Tradisi Bulan Muharram Di Indonesia’, Jurnal Tsaqafah & Tariqh, Vol. 02.No. 2 (2017), 167–80.
Khairuddin, Akhmad, ‘Asyura: Antara Doktrin, Historis, Dan Antropolog’, Jurnal, Vol. 03.No. 5, 1–9.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2015).
_____________,1981, Pengantar Ilmu Antropologi, Cet, 3; Jakarta: Aksara Baru.
Mila, Suryaningsi, and Solfina Lija Kolambani, ‘Religious Harmony and Tolerance in Disruption Era : A Study of Local Wisdom in Watu Asa of Central Sumba’, Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 28.2 (2020), 171–94 https://doi.org/10.21580/ws.28.2.6381.
Mohammad Noor Syam, 1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Cet, III; Surabaya: Usaha Nasional.
Mokhtar, Mohd, Aiza Ros, dkk, 2015, Konsep Sinkretisme Menurut Perspektif Islam.
Mubah, A. Safril. “Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi” Jurnal Vol. 24, No.4 (2011): 302-308.
Nasruddin, ‘Kebudayaan dan Agama Jawa dalam Perspektif Clifford Geertz’, Jurnal Religion, Volume.No. 01, 34-46.
Niels Mulder, 1999. Agama, Hidup Sehari-Hari dan Perubahan Budaya, (PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta).
Nurhaidah, dan M. Insya Musa. “Dampak Pengaruh Globalisasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia”. Jurnal Pesona Dasar Vol. 3 No. 3 (April 2015): 1-14.
Rasjid, 1987, Filsafat Agama; Jakarta: Bulan Bintang.
Refisrul, ‘Upacara Tabuik : Ritual Keagamaan Pada Masyarakat Pariaman’, Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 2.2 (2016), 530–50.
Restu, Kartiko Widi, 2009, Asas Metodologi Penelitian Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan penelitian, Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosana, Ellyana. “Modernisasi dan Perubahan Sosial” Jurnal Vol.7, No.12 (Januari 2011): 31-47.
Rusdiananingtyas, Eva, Heru Ribawanto, Wima Yudo Prasetyo. “Implementasi Strategi Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Pariwisata Berbasis Budaya Terkemuka (Studi pada Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)” Jurnal Vol. 3, No.11: 1898-1904.
Sabara, ‘Islam dalam Tradisi Masyarakat Lokal di Sulawesi Selatan’, Jurnal Mimikri, Vol. 4.No. 1 (2018), 50–67.
Spradley, James P., James P. Spradley, 2006, Metode Etnografi, Edisi Ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana., Edisi ke-2 (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006).
Syah, M. Fakhrul Irfan, and Abdul Muhid, ‘Telaah Kritis Pemikiran Clifford Geertz Tentang Islam Dan Budaya Jawa (Literature Review)’, Jurnal Sumbula, Vol. 5.No. 1 (2020), 99–126.
Sugiono, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. IV; Bandung: CV. Alfabeta.
Suriyaman Mustari Pide, 2017. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang, Cet. III; Jakarta: Kencana.
Syah M. Fakhrul Irfan Syah dan Abdul Muhid. “Telaah Pemikiran Clifford Geertz tentang Islam dan Budaya Jawa (literature review)”. Jurnal Sumbula, Vol. 5, No. 1 (Juni 2020): 99-126.
Wahyuddin, 2014, Sejarah dan Kebudayaan Sulawesi Selatan, Alauddin University Press.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yunus, Rahim. “Nilai-nilai Islam dalam Budaya atau Kearifan Lokal”. Jurnal Rihlah, Vol. 2, No. 1 (2015): 1-12.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.




