Existence and Dynamics of The Islamic-Malay Sultanate Across The Malacca Strait: A Multifaceted Exploration Of Non-Western Ir Theories

Penulis

  • Azhari Setiawan Universitas Maritim Raja Ali Haji

DOI:

https://doi.org/10.24252/rir.v5i2.42854

Kata Kunci:

Kerajaan Melayu, Selat Malaka, Teori HI Non-Barat, Hubungan Diplomatik

Abstrak

Interaksi historis antara kerajaan-kerajaan Melayu di Selat Malaka menawarkan gambaran menarik mengenai dunia hubungan internasional di luar kacamata Barat. Dengan berpijak pada keinginan untuk membangun teori HI non-Barat, penelitian ini menyoroti kekayaan keragaman budaya, perjuangan pascakolonial, agensi lokal, ide-ide alternatif, dan hibriditas yang menjadi ciri lanskap diplomatik kerajaan-kerajaan tersebut. Perebutan kekuasaan, kerja sama strategis, dan regionalisme di antara kerajaan-kerajaan Melayu berakar kuat pada warisan budaya mereka, menantang narasi konvensional, dan menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi masyarakat non-Barat dalam membentuk interaksi lintas-batasnya. Ketika kita merenungkan dinamika sejarah ini, menjadi jelas bahwa pembelajaran dari masa lalu terus bergema dalam lanskap global kontemporer, menekankan pentingnya merangkul beragam perspektif dan mengakui peran semua negara dalam membentuk arah hubungan internasional. Kajian ini menggali interaksi sejarah yang cukup kompleks antara kerajaan-kerajaan Islam-Melayu di kawasan Selat Malaka. Tulisan ini menyoroti beragam dimensi lanskap diplomatik di Asia Tenggara pra-modern. Melalui pendekatan penelitian kepustakaan, yang melibatkan analisis naskah-naskah klasik dan teks-teks yang relevan dengan topik tersebut, penelitian ini mengungkap nuansa perebutan kekuasaan, aliansi strategis, dan mekanisme kerja sama regional yang membentuk hubungan internasional kerajaan-kerajaan Melayu. Dengan menggali catatan-catatan sejarah ini, tulisan ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana konteks budaya, perspektif pascakolonial, agensi lokal, ide-ide alternatif, dan hibriditas mempengaruhi manuver diplomatik kerajaan-kerajaan Melayu, menantang narasi-narasi konvensional yang berpusat pada Barat dan menampilkan kekayaan negara-negara non-Barat. -Teori IR Barat.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Acharya, A., & Buzan, B. (2009). Non-Western international relations theory: perspectives on and beyond Asia. Routledge.
Al–Attas, S. M. N. (2011). Historical fact and fiction. Penerbit UTM Press.
Alkhateeb, F. (2017). Lost Islamic history: reclaiming Muslim civilisation from the past. Oxford University Press.
Arif, S. (2012). Islam di Nusantara: Historiografi dan Metodologi. Islamia, Jurnal Pemikiran Dan Peradaban Islam, 7(2).
Battuta, I. (2004). Travels in Asia and Africa: 1325-1354 (Vol. 18). Routledge.
Davis, J. (1880). The voyages and works of John Davis, the navigator (Vol. 2). Hakluyt Society.
De Josselin De Jong, P. E., & Van Wijk, H. L. A. (1960). The Malacca Sultanate. Journal of Southeast Asian History, 1(2), 20–29. https://doi.org/10.1017/s0217781100000119
Dunn, R. E. (2012). The Adventures of Ibn Battuta: A Muslim Traveler of the Fourteenth Century, With a New Preface. Univ of California Press.
Gibson, T. (2007). Islamic narrative and authority in Southeast Asia: from the 16th to the 21st century. Springer.
Hadi, A. (2004). Islam and State in Sumatra. https://doi.org/10.1163/9789047402046
Hall, K. (2001). Upstream and downstream unification in southeast asia’s first islamic polity: the changing sense of community in the fifteenth century hikayat raja-raja pasai court chronicle. Journal of the Economic and Social History of the Orient, 44(2), 198–229. https://doi.org/10.1163/156852001753731042
Hall, K. R. (1981). A Study of the Arabic Texts Containing Material on South-East Asia. By G. R. Tibbetts. Leiden: E. J. Brill (Royal Asiatic Society, Oriental Translation Fund, n.s., Vol. 44), 1979. xi, 294 pp. Folding Maps, Bibliography, Indexes. Dfl 72.00. The Journal of Asian Studies, 40(2), 439–441. https://doi.org/10.2307/2054935
Hill, A. H. (1960). Hikayat Raja-Raja Pasai. Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, 33(2 (190), 1–215.
Hill, A. H. (1963). The Coming of Islam to North Sumatra. Journal of Southeast Asian History, 4(1), 6–21. https://doi.org/10.1017/s0217781100000739
Hurgronje, S. (1925). Verspreide geschriften. https://doi.org/10.1163/9789004615359
Iskandar, T., Bakar, A., & Ahmad, Z. (1978). Hikayat Aceh: kisah kepahlawanean Sultan Iskandarmuda. Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum.
Montana, S. (1997). Nouvelles données sur les royaumes de Lamuri et Barat. Archipel, 53(1), 85–95. https://doi.org/10.3406/arch.1997.3393
Panikkar, K. M. (2017). Asia & Western Dominance.
Resink, G. J. (1968). Indonesia’s history between the myths: essays in legal history and historical theory. In W. van Hoeve Publishers Ltd. Vancouver: Publications Centre, University of British Columbia. W. van Hoeve Publishers Ltd. Vancouver: Publications Centre, University of British Columbia.
Resink, G. J. (1987). Raja dan kerajaan yang merdeka di Indonesia, 1850-1910: enam tulisan terpilih. In Djambatan. Jakarta: Djambatan.
Wade, G. (1997). Melaka in Ming Dynasty Texts. Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 70(1 (272)), 31–69. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/41493322
Wilkinson, R. J. (1935). The Fall of Malacca. Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, 13(2 (122)), 68–69. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/41559840
Yule, H., & Cordier, H. (1903). The book of ser Marco Polo. The Venetian Concerning the Kingdoms and Marvels of the East, Translated and Edited with Notes, Maps and Illustrations in Two Volumes by Sir Henry Yule, London, 401.

Diterbitkan

2023-12-30

Cara Mengutip

Setiawan, A. (2023). Existence and Dynamics of The Islamic-Malay Sultanate Across The Malacca Strait: A Multifaceted Exploration Of Non-Western Ir Theories. Review of International Relations, 5(2), 143–175. https://doi.org/10.24252/rir.v5i2.42854

Artikel Serupa

1 2 3 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.