Marital Rape: The Perspective of Aisyiyah and Muslimat NU Women's Activists in Surabaya
DOI:
https://doi.org/10.24252/al-qadau.v12i1.57274Keywords:
Marital Rape, Aisyiyah, Muslimat NU, Positive LawAbstract
Artikel ini mengkaji perspektif aktivis perempuan Aisyiyah dan Muslimat NU di Surabaya terhadap fenomena marital rape dan kritik mereka terhadap konsep tersebut dalam hukum positif Indonesia. Menggunakan pendekatan Deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka, penelitian ini melibatkan enam tokoh kunci dari kedua organisasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis kedua organisasi memiliki perspektif yang komprehensif namun berbeda dalam penekanannya. Aisyiyah menekankan kesetaraan dalam hubungan suami-istri melalui konsep mu'asyarah bil ma'ruf dan hunna libasullakum, sementara Muslimat NU menghadirkan interpretasi progresif terhadap konsep qawwamun yang memandang kepemimpinan suami sebagai tanggung jawab perlindungan. Kedua organisasi mengidentifikasi kelemahan dalam kerangka hukum positif Indonesia terkait penanganan marital rape. Kebaruan penelitian ini terletak pada analisis komparatif pendekatan kedua organisasi, eksplorasi program konkret penanganan kasus, formulasi model berbasis agama yang mengintegrasikan nilai Islam dengan HAM, dan penyusunan batasan marital rape yang kontekstual. Penelitian ini merekomendasikan reformasi hukum responsif gender, penguatan kelembagaan perlindungan korban, dan pendekatan sosio-kultural terintegrasi dalam penanganan marital rape di Indonesia.
This article examines the perspectives of women activists from Aisyiyah and Muslimat NU in Surabaya regarding the phenomenon of marital rape and their critiques of this concept within Indonesian positive law. Using a Descriptive approach with data collection techniques through in-depth interviews and literature studies, this research involved six key figures from both organizations. The findings indicate that activists from both organizations hold comprehensive yet differently emphasized perspectives. Aisyiyah emphasizes equality in marital relationships through the concepts of mu'asyarah bil ma'ruf (good companionship) and hunna libasullakum (they are garments for you), while Muslimat NU presents a progressive interpretation of the qawwamun concept, viewing husband's leadership as a protective responsibility. Both organizations identify weaknesses in Indonesia's positive legal framework regarding the handling of marital rape. The novelty of this research lies in the comparative analysis of both organizations' approaches, exploration of concrete case handling programs, formulation of religion-based models integrating Islamic values with human rights, and development of contextual boundaries for marital rape. This research recommends gender-responsive legal reforms, strengthening victim protection institutions, and integrated socio-cultural approaches in addressing marital rape in Indonesia
References
Ali, Z. (2013). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Bergen, R. K. (2006). Marital Rape: A Review of the Literature. Trauma, Violence, & Abuse, 7(3), 159-173.
Bourdieu, P. (2001). Masculine Domination. Stanford: Stanford University Press.
Connell, R. W. (2005). Masculinities. Berkeley: University of California Press.
Foucault, M. (1990). The History of Sexuality: An Introduction. New York: Vintage Books.
Hadjon, P. M. (1987). Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia. Surabaya: Bina Ilmu.
Hasanah, H. (2013). Kekerasan dalam Rumah Tangga: Perspektif Hukum dan Psikologis. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 15(2), 235-250.
Husein, M. (2021). Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LKiS.
Isnaeni, M. (2016). Hukum Perkawinan Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Komnas Perempuan. (2019). Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan.
Komnas Perempuan. (2024). Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan.
Martha, A. E. (2015). Perempuan, Kekerasan, dan Hukum. Yogyakarta: UII Press.
Mulia, S. M. (2023). Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender. Yogyakarta: Kibar Press.
Oakley, A. (2016). Sex, Gender and Society. London: Maurice Temple Smith.
Randall, A., & Venkatesh, S. (2023). Power Dynamics in Marital Sexual Violence. Journal of Gender Studies, 32(4), 412-428.
Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Republik Indonesia. (2022). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Tahun 2022.
Saparinah, S., & Irianto, S. (2022). Perempuan di Persimpangan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Saraswati, L. (2010). Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yogyakarta: LKiS.
Sari, D. P., & Arif, M. (2023). Perkembangan Feminisme di Indonesia. Jurnal Kajian Gender, 18(1), 45-62.
Shihab, Q. (2021). Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.
Jakarta: Lentera Hati.
Sya'rani, L., & Soetomo, H. (2022). Sejarah Emansipasi Perempuan di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Thompson, R. (2022). Understanding Sexual Coercion in Marriage. International Journal of Family Studies, 28(3), 189-205.
Umar, N. (2010). Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran. Jakarta: Paramadina.
Zhang, L., & Kumar, R. (2024). Consent and Marital Sexual Violence: A Global Perspective. Gender & Society, 38(1), 76-95.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.