Potensi sumber daya genetik bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) yang dirilis Balitsa tahun 1984-2018
DOI:
https://doi.org/10.24252/filogeni.v5i3.57076Abstract
Bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) termasuk dalam tujuh komoditas pangan yang harganya berfluktuasi dan berkontribusi terhadap inflasi. Komoditas bawang merah ini memiliki banyak manfaat dan potensial dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Pengembangan varietas bawang merah baru memerlukan ketersediaan variasi genetik dalam plasma nutfah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sumber daya genetik untuk meningkatkan produktivitas bawang merah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi 21 kultivar bawang merah di Indonesia berdasarkan karakter morfologis sebagai informasi potensi sumber daya genetik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021-Oktober 2023 di Laboratorium Kebun Percobaan Sawitsari, Fakultas Biologi, UGM. Sampel penelitian terdiri dari 21 kultivar bawang merah yang dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) pada tahun 1984-2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengikuti metode pengamatan. Prosedur kerja menggunakan teknik penanaman mengikuti standar operasional prosedur dari Departemen Pertanian yang dimodifikasi media tanam. Data penelitian berupa data deskriptif dari pengamatan morfologis 55 karakter bawang merah, terdiri dari daun, umbi, akar, bunga, biji, serta masa tanam, panen dan pascapanen. Hasil penelitian mengungkapkan 21 kultivar bawang merah terdapat karakter morfologis yang beragam pada daun dan umbi. Adanya variasi tersebut kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik yang dihasilkan dari adaptasi tanaman terhadap lingkungan yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan pentingnya karakter morfologis sebagai bahan informasi sumber daya genetik komoditas bawang merah Indonesia.







