Analisis gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) dan uji daya hambat ekstrak tanaman Cassia alata terhadap Trycophyton rubrum
DOI:
https://doi.org/10.24252/filogeni.v5i3.57357Abstract
Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki tingkat kelembapan dan suhu tinggi yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme, termasuk jamur dermatofita penyebab infeksi kulit seperti Tinea pedis (kutu air). Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang berkembang dalam sektor pertambangan dan perkebunan sawit. Pada sektor perkebunan sawit, pekerja umunya diwajibkan untuk menggunakan sepatu sebagai pelindung kaki, begitupun pada sektor pertambangan dimana para pekerja diwajibkan menggunakan APD, salah satunya yakni sepatu pengaman atau sepatu safety. Sehingga, para pekerja tersebut rentan terserang Tinea pedis, karena penggunaan sepatu yang tertutup serta pemakaian dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kelembapan pada kaki, sehingga terjadi proses ekskresi keringat, dan dapat menjadi media potensial untuk pertumbuhan jamur Trycophyton rubrum. Salah satu alternatif pengobatan yang potensial adalah penggunaan tanaman tradisional seperti Cassia alata (ketepeng cina), yang diketahui mengandung senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungal ekstrak daun Cassia alata terhadap jamur penyebab Tinea pedis melalui pendekatan uji In Vitro dan uji GC-MS. Hasil pengamatan uji daya hambat ekstrak daun Cassia alata terhadap Trycophyton rubrum konsentrasi terbaik dalam menghambat pertumbuhan Trycophyton rubrum terdapat pada konsentrasi 4000 ppm, dimana zona hambat yang terbentuk sebesar 19 mm dan termasuk dalam kategori kuat. Selanjutnya, hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa terdapat 46 peak dan 46 komponen senyawa yang didapatkan. Komponen senyawa terbesar pada ekstrak daun Cassia alata terletak pada peak 27 yakni senyawa Hexadecanoic acid methyl ester. dengan nilai retention area sebesar 66,64%. Senyawa ini telah dilaporkan berpotensi menjadi antifungi.







