Identifikasi Sistem Geotermal Mata Air Panas Kampung Mosso Papua Melalui Pemodelan 3D Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode Gravitasi
DOI:
https://doi.org/10.24252/jft.v12i1.51013Kata Kunci:
3D Modeling, Geothermal System, GGMplus, Gravity MethodAbstrak
Panas bumi atau geotermal merupakan salah satu alternatif sumber energi listrik di Indonesia. Di wilayah Papua pembangkit listrik masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Kedepannya kebutuhan energi listrik di Papua setelah pemekaran daerah akan menjadi semakin besar. Salah satu keberadaan potensi geotermal di wilayah Papua terdapat di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Keberadaan potensi geotermal di Kampung Mosso ditunjukkan oleh adanya manifestasi mata air panas (hot spring) di wilayah tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian geofisika dengan tujuan mengidentifikasi sistem geotermal di Kampung Mosso. Identifikasi dilakukan berdasarkan hasil pemodelan 3D struktur bawah permukaan menggunakan metode gravitasi. Adapun data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data model gravitasi GGMplus; data model elevasi digital (DEM); dan data peta geologi. Sedangkan data primer yang digunakan dalam penelitian adalah data sampel densitas batuan yang mewakili densitas permukaan pada setiap satuan geologi di wilayah penelitian. Data gravitasi GGMplus merupakan data utama yang diolah, dikoreksi, dan dimodelkan berdasarkan data peunjang. Berdasarkan hasil pemodelan 3D yang telah dilakukan, diperoleh adanya distribusi densitas tinggi pada kedalaman 1,2 km di bawah titik lokasi sumber mata air panas yang diinterpretasi sebagai batuan panas atau intrusi magma yang menjadi sumber panas (heat source) pada sistem geotermal. Selain itu dari model 3D juga teridentifikasi keberadaan distribusi densitas rendah di sekitar titik sumber mata air panas yang diinterpretasi sebagai zona sedimen cekungan air tanah pada sistem geotermal Kampung Mosso.
Unduhan
Referensi
[2] Badan Geologi Kementerian ESDM. (2019). Sistem Panas Bumi Non-Vulkanik di Indonesia. Accessed: Feb. 27, 2023. [Online]. Available: https://geologi.esdm.go.id/ en/media-center/arsip-berita/sistem-panas-bumi-non-vulkanik-di-indonesia.
[3] Dow, D.B., Harahap, B.H. dan Hakim A.S. (1990). Peta Geologi Lembar Enarotali Irian Jaya. Peta Geologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.
[4] Hirt, C. (2012). Efficient and accurate high-degree spherical harmonic synthesis of gravity field functionals at the Earth's surface using the gradient approach. J. Geod. 86(9), 729-744. doi:78610.1007/ s00190-012-0550-y.
[5] Hirt, C., S.J. Claessens, T. Fecher, M. Kuhn, R. Pail, M. Rexer. (2013). New ultrahigh-resolution picture of Earth’s gravity field. Geophysical Research Letters. 40(16), 4279-4283. doi: 10.1002/grl.50838.
[6] Hochstein, M.P., Browne, P.R.L. (2000). Surface Manifestation of Geothermal Systems with Volcanic Heat Sources. Editors: Haraldur Sigurdsson, Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press. 835-855.
[7] Kana, J.D., Djongyang, N., Raïdandi, D., Nouck, P.N. dan Dadjé, A. (2015). A Review of Geophysical Methods for Geothermal Exploration, Renewable and Sustainable Energy Rewiews. 44, 87-95.
[8] Lund, J.W. (2007). Development and Utilization of Geothermal Resources, GHC-Bulletin. 1-9.
[9] Ochieng, L. (2013). Overview of Geothermal Surface Exploration Methods, Short Course VIII on Exploration for Geothermal Resources, Lake Bogoria and Lake Naivasha, Kenya, 31 Oktober – 22 November 2013.
[10] Pirttijarvi, M. (2008). Grablox, Gravity in-terpretation and modeling software based on a 3-D Block Model. User‟s Guide. University of Oulu.
[11] Raharjo, A. D. U., dkk. (2017). Potensi Panas Bumi di Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat Berdasarkan Analisa Geokimia. Jurnal Konversi. 6(2), 83-88.
[12] Sudrajad, B. (2018). Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Wilayah Kabupaten Nabire di Bagian Utara Leher Burung Pulau Papua Menggunakan Pemodelan Inversi Tiga Dimensi (3D) dan Analisis Horisontal Derivatif Berdasarkan Data Anomali Gravitasi GGMplus. [Tesis, Universitas Gadjah Mada]. Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[13] Sudrajad, B., Sutarman, T., Sinaga, E. S., & Ngaderman, H. (2024). Identifikasi Patahan Seismo-Tektonik Jayapura Berdasarkan Pemodelan inversi 3D data gravitasi. JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi), 10(1), 47–64. https://doi.org/10.23960/jge.v10i1.372
[14] Sudrajad, B. (2022). Pemodelan Inversi Tiga Dimensi (3D) Struktur Bawah Permukaan Kelompok Batuan Ofiolit di Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, Papua Sebagai Referensi Potensi Sumber Daya Mineral Berdasarkan Data Anomali Gravitasi GGMplus. Proseding Seminar Nasional MIPA UNIPA. 17 Februari 2022, 109-116.
[15] Sudrajad, B. (2023). Analisis Deskriptif Perbandingan Data Sekunder Gravitasi GGMplus Terhadap Data Gravitasi Lapangan Panas Bumi Gunung Lawu dan Data Gravitasi Stasiun Referensi (Gravity Base Station) di Pulau Papua, Jurnal Fisika Papua 2(1), 25-34. doi: 10.31957/jfp.v2i1.22.
[16] Suwarna, N. dan Noya, Y. (1995). Peta Geologi Lembar Jayapura (Pegunungan Cycloops) skala 1:250.000. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
[17] Telford, W.M., Geldart, L.P., Sherrif, R.E., dan Keys, D.A. (1990). Applied Geophysics. Cambridge University Press, London.
[18] Wangsa, A., Ismail, N., dan Marwan. (2018). Interpretasi Kuantitatif Data Anomali Gravitasi di Kawasan Panas Bumi Seulawah Agam, Aceh Besar. Jurnal Aceh Phys.Soc.7(1), 6-12.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Bangkit Sudrajad, Tatang Sutarman, Abdul Rhofiq, Andrew Worembai, Alex Martinus Mamun Auparai

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.