Teknik Perbanyakan Amorphphallus titanum Secara Vegetatif Melalui Metode Setek Rachis: Potensi dan Tantangan

Penulis

  • Dita Indah Lestari Universitas Bengkulu
  • Ariefa Primair Yani Universitas Bengkulu
  • Bhakti Karyadi Universitas Bengkulu
  • Deni Parlindungan Universitas Bengkulu
  • Aprina Defianti Universitas Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.24252/jb.v13i1.55966

Kata Kunci:

Amorphophallus titanium, perbanyakan vegetatif, setek rachis

Abstrak

Amorphophallus titanum adalah flora endemik Sumatera yang terdaftar dalam red list IUCN pada tahun 2018 dengan kategori terancam punah (Endangered). Upaya konservasi perlu dilakukan untuk melestarikan A. titanum baik secara ex situ dan in situ. Selain itu, perbanyakan tanaman secara buatan perlu dilakukan untuk memperoleh bibit yang dapat ditanam kembali di habitat alami atau area konservasi. Perbanyakan melalui metode setek rachis menarik untuk dilakukan, karena dianggap lebih mudah dan biayanya lebih rendah dibandingkan metode lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi keberhasilan dari media tanam yang digunakan dan tantangan yang dihadapi dalam upaya perbanyakan A. titanum melalui metode setek rachis, yang dilakukan di Pondok Sains Terpadu (POSTER) konservasi, Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat dan tanah dengan 40 sampel rachis A. titanum dan 20 kali pengulangan pada masing-masing media tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media cocopeat menghasilkan persentase keberhasilan lebih tinggi (15%) dibanding media tanah (0%). Kalus muncul pada minggu ke-8, diikuti tunas minggu ke-12. Daun mengalami pembusukan dan kering di minggu ke-16, tetapi tunas tetap tumbuh hingga mekar sempurna di minggu ke-20. Kegagalan perbanyakan setek rachis menggunakan media tanah rata-rata terlihat sejak minggu ke-4 setelah penanaman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, media cocopeat menunjukkan adanya potensi untuk mendukung upaya perbanyakan A. titanum melalui metode setek rachis. Tantangan penelitian ini dipengaruhi oleh gangguan hama dan penyakit (S. rolfsii, Collembola, dan H. haydeniana) akibat lokasi penelitian yang terbuka, serta faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, cahaya, dan pH media tanam.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Giordano, C., Nardi, E., & Mosti, S. (2013). ( Araceae ). 62(October), 1032–1036.

Gultom, L. (2023). Strategi Pengembangan Perbanyakan Tanaman Pisang (Musa paradisiaca l.) Secara Kultur Jaringan di Unit Pelayanan Teknis Benih Induk Hortikultura Gedung Johor. Jurnal AGRIBIZDA, 7(1), 101–117.

Harianto, A. (2024). Kajian Populasi Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum (becc.) Becc. Ex arcang) di Kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul dan Hutan Produksi Terbatas Bukit Badas Desa Lubuk Resam Kabupaten Seluma [Skripsi Sarjana, Tidak Dipublikasikan]. Universitas Bengkulu.

Hashim, N. A., Muhammad, S. A., Tengku Anuar, T. F., Saidin, M. M., Narayanen, S., & Shuhaimi, N. F. (2021). Analysis of Damage to the Structure of Fortress of War in Jalan Tok Hakim, Kota Bharu, Kelantan. International Journal of Heritage, Art and Multimedia, 4(15), 61–70. https://doi.org/10.35631/ijham.415005

Hasibuan, M., Manurung, E. D., & Nasution, L. Z. (2021). Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta indica) sebagai Pestisida Nabati. Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Ke-45 UNS Tahun 2021, 5(1), 1153–1158.

Iksan, M., Utina, R., & Katili, A. S. (2019). Struktur Komunitas Collembola Tanah di Kawasan Hutan Cagar Alam Tangale Kabupaten Gorontalo. Jambura Edu Biosfer Journal, 1(1), 6. https://doi.org/10.34312/jebj.v1i1.2041

Istomo, I., & Valentino, N. (2012). Effect of Media Combination Treatment on Seedling of Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) Growth. Journal of Tropical Silviculture, 3(2).

Latifah, D. (2015). Seed Germination of the Corpse Giant Flower Amorphophallus titanum ( Becc .) Becc . Ex Arcang : The Influence of Testa [ Perkecambahan Biji Bunga Bangkai Raksasa Amorphophallus titanum ( Becc .) Becc . ex Arcang : Pengaruh Testa ]. Berita Biologi, 14 (1), 39–47.

Listiana, S. A., Budiasih, R., & Sondari, N. (2022). Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Auksin terhadap Pertumbuhan Akar Setek Tanaman Lada (Piper ningrum L.). OrchidAgro, 2(1), 18. https://doi.org/10.35138/orchidagro.v2i1.371

Lutz, T., & Ernst, Z. (2010). Plant Physiology. The Benjamin/Cummings PublishingCo.Inc.

Nisa, F., Gede Agung, A. A., & Tegeh, I. M. (2021). Model Pembelajaran Berbasis Karakter Konservasi untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 9(1), 17. https://doi.org/10.23887/paud.v9i1.33633

Nontji, M., Galib, M., Amran, F. D., & Suryanti, S. (2022). Pemanfaatan Sabut Kelapa Menjadi Cocopeat dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 6(1), 145. https://doi.org/10.30595/jppm.v6i1.7581

Normasiwi, S. (2015). Eksplorasi Flora di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talamau, Sumatera Barat dan Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatera Utara untuk Pengayaan Koleksi Kebun Raya Cibodas. 1, 501–508. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010321

Noviarta, I. P. C., Dalem, A., & Watiniasih, N. L. (2016). Dekomposisi Sampah Janur Kelapa (Cocos nucifera L.) dan Nibung (Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl.) dalam Lubang Resapan Biopori. SIMBIOSIS, 4(2).

Nursanti, N., Wulan, C., & Felicia, M. R. (2019). Bioecology of Titan Arum (Amorphophallus titanium (Becc.) Becc.) In Muara Hemat Village, South Kerinci Resort, Kerinci Seblat National Park. Jurnal Silva Tropika, 3(2), 162–174.

Patty, J, T., Arianto, W., & Hery, S. (2022). Kajian Populasi Bunga Bangkai (. Journal of Global Forest and Environmental Science Vol. 2, 2(3), 78–89.

Puspitaningtyas, D. M. (2016). Ex Situ Conservation of Amorphophallus titanum in Bogor Botanic Gardens, Indonesia. 2, 219–225. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m020217

Setiawan, R. B., Yusniwati, Handayani, M., & Jumsalia. (2023). Penggunaan Indole Butirat Acid (IBA) untuk Induksi Akar Setek Amorphophallus titanum dan Amorphophallus gigas. Jurnal Hortikultura Indonesia, 14(2), 87–92. https://doi.org/10.29244/jhi.14.2.87-92

Sigit, Y., Tajuddin, T., & Haska, N. (2016). Penanganan Anakan Muda pada Kultur Ex Vitro untuk Menghasilkan Bibit Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) Siap Tanam. Jurnal Bioteknologi Dan Biosains Indonesia, 3(1), 13–19.

Tresniawati, C., Sakiroh, S., Firdaus, N. K., & Pranowo, D. (2022). Respons Pertumbuhan Benih Kopi Robusta Akibat Perbedaan Bahan Setek dan Hormon Tumbuh yang Digunakan. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar, 9(1), 15. https://doi.org/10.21082/jtidp.v9n1.2022.p15-22

Trianto, M., & Marisa, F. (2020). Studi Kelimpahan dan Pola Sebaran Collembola pada Tiga Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(3), 107–117. https://doi.org/10.32938/jbe.

Utami, S. C., & Dkk. (2020). Serangga Permukaan Tanah Nocturnal di Ekosistem Pantai Lhok Ketapang Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 105.

Wahidah, B. F., Afiati, N., & Jumari. (2022). Ecological Role and Potential Extinction of Amorphophallus variabilis in Central Java, Indonesia. Biodiversitas, 23(4), 1765–1773. https://doi.org/10.13057/biodiv/d230407

Wahyudi Arianto, Wiryono, & Guswarni Anwar. (2023). Ecological Study of Titan Arum [Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. Ex arcang] in BOVEN LAIS Protected Forest, North Bengkulu Regency. International Journal of Life Science Research Archive, 4(2), 092–108. https://doi.org/10.53771/ijlsra.2023.4.2.0063

Warseno, T. (2015). Konservasi Ex Situ Secara In Vitro Jenis-jenis Tumbuhan Langka dan Kritis di Kebun Raya “Eka Karya” Bali. 1(Fay 1994), 1075–1082. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010518

Widyawati, I., Fudolla, U., & Fitri, W. M. (2019). Amorphophalus titanum Bunga Endemik Sumatra. Jurnal Universitas Sebelas Maret, 1(1), 24–31.

Witjaksono, Katarina Utami, N., Djadja SH, H., & Irawati. (2012). Perbanyakan Amorphophallus titanumBecc (Araceae) dengan Teknologi In Vitro. Jurnal Biologi Indonesia, 8(2), 343–354. http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/jurnal_biologi_indonesia/article/view/3056

Wulandari, N. F. (2024). Majalah Ilmiah Konservasi (MILKON) Perbanyakan Vegetatif Amorphophallus titanum untuk Meningkatkan Literasi Konservasi Siswa MAN 1 Kota Bengkulu [Tesis Master, Tidak Dipublikasikan]. Universitas Bengkulu.

Wulandari, N. F., Mayub, A., & Karyadi, B. (2024). Teknik Perbanyakan Vegetatif Amorphophallus titanum dengan Perlakuan Komposisi Ekoenzim. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi, 7(1), 10–19.

Yu, J., Liu, W., Liu, J., Qin, P., & Xu, L. (2017). Auxin Control of Root Organogenesis from Callus in Tissue Culture. Frontiers in Plant Science, 8(August), 1–4. https://doi.org/10.3389/fpls.2017.01385

Yudaputra, A., Fijridiyanto, I. A., Yuzammi, Witono, J. R., Astuti, I. P., Robiansyah, I., Hendrian, R., Hutabarat, P., Yuswandi, A. Y., Raharjo, P. D., Syartinilia, & Cropper, W. P. (2022). Habitat Preferences, Spatial Distribution and Current Population Status of Endangered Giant Flower Amorphophallus titanum. Biodiversity and Conservation, 31(3), 831–854. https://doi.org/10.1007/s10531-022-02366-0

Yuzami, Mursidawati, S., Asikin, D., Sugiarti, Gunawan, H., Nugroho, A., & Rahmat, U. M. (2015). Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Yuzammi, Kurniawan, A., Asih, N. P. S., Erlinawati, I., & Hetterscheid, W. (2017). The Amorphophallus of Indonesia. LIPI.

Yuzammi, Tyas, K. N., & Handayani, T. (2018). The Peculiar Petiole Calluses Growth of Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. ex Arcang and its Implications for Ex Situ Conservation Efforts. Biotropia, 25(1), 56–63. https://doi.org/10.11598/btb.2018.25.1.706

Diterbitkan

2025-06-30

Cara Mengutip

Lestari, D. I., Yani, A. P., Karyadi, B., Parlindungan, D., & Defianti, A. (2025). Teknik Perbanyakan Amorphphallus titanum Secara Vegetatif Melalui Metode Setek Rachis: Potensi dan Tantangan. Jurnal Biotek, 13(1), 68–84. https://doi.org/10.24252/jb.v13i1.55966

Terbitan

Bagian

Artikel