Awal Waktu Salat Magrib Berdasarkan Ketinggian Daerah di Kabupaten Jeneponto (Studi Perbandingan Dengan Jadwal Waktu Salat Sepanjang Masa)
Abstrak
Penentuan waktu salat didasarkan pada fenomena matahari yang tampak oleh pancaindra. Adapun secara astronomi, waktu magrib diawali ketika terbenamnya matahari. Terbenamnya matahari di sini berarti seluruh “piringan” matahari telah “masuk” dibawah horizon (cakrawala). Kerendahan ufuk ini sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Semakin tinggi kedudukan mata kita, semakin besar nilai kerendahan ufuk. Sehingga, tempat yang berada lebih tinggi akan menyaksikan benda langit terbit lebih awal serta melihat benda langit terbenam lebih akhir. Seiring berkembangnya zaman dan iptek, maka muncullah aneka sofware ataupun jadwal waktu salat sepanjang masa yang di buat oleh ahli falak. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan atau field research karena menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti secara langsung mengamati subjek yang diteliti di lapangan. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, Data primer penelitian ini adalah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber informasi yang mendukung penelitian ini, Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa: 1. Realita awal waktu salat magrib berdasarkan ketinggian daerah di Kabupaten Jeneponto. 2. Implementasi Jadwal Waktu Salat Sepanjang Masa. 3. Perbandingan awal waktu salat magrib berdasarkan ketinggian daerah di Kabupaten Jeneponto dengan jadwal waktu salat sepanjang masa. Sedangkan realita awal waktu salat berdasarkan ketinggian tempat tidak menjadi pengaruh karena yang menjadi patokan dikalangan masyarakat yaitu bunyi azan pada masjid. Penggunaan jadwal waktu salat umumnya digunakan pada masjid terutama pada daerah Kabupaten Jeneponto. Perbandingan awal waktu salat dengan jadwal waktu salat sepanjang masa, pada daerah dataran tinggi memiliki selisih 2-3 menit, dan daerah dataran rendah terdapat selisih 1-2 menit dengan jadwal waktu salat sepanjang masa sedangkan pada daerah dataran tinggi dan rendah terdapat selisih 1 menit dan tidak menjadi masalah. Implikasi penelitian ini ialah penentuan koordinat yang dijadikan acuan juga penting karena perbedaan dalam pengambilan koordinat daerah akan menyebabkan perbedaan dalam hasil perhitungan jadwal. Jadwal yang baik yang dihitung secara khusus untuk suatu kota, dan selayaknya dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Kata kunci: Waktu salat, Ketinggian tempat, Kabupaten Jeneponto
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##