HISTORISITAS DAN FORMULASI KALENDER BILANG TAUNG BUGIS PERSPEKTIF ILMU FALAK
Indonesia
Abstrak
Artikel ini membahas tentang historisitas dan formulasi Kalender bilang taung Bugis perspektif ilmu falak. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana historisitas dan formulasi kalender bilang taung Bugis perspektif ilmu falak, yang dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah: 1) Bagaimana sejarah kalender Bilang Taung Bugis?, 2) Bagaimana formulasi kalender Bilang Taung Bugis perspektif ilmu falak?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui sejarah kalender Bilang Taung Bugis, 2) Untuk mengetahui formulasi kalender Bilang Taung Bugis perspektif ilmu falak. Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kajian kepustakaan (library research). Penulis secara khusus menggunakan pendekatan syar’i dan astronomis. Adapun sumber data yang digunakan yakni: data primer berasal langsung dari sumber data yang terkumpul dan berkaitan dengan objek penelitian sedangkan data sekunder berasal dari karya ilmiah yang berhubungan dengan objek permasalahan yang diteliti, untuk menganalisis data digunakan teknik analisis secara kualitatif. Kalender Bilang Taung Bugis sebagai sistem penanggalan masyarakat Bugis berasal dari naskah kuno yang disebut dengan Lontara Bilang. Kalender ini memiliki jumlah hari sebanyak 365 hari yang menggunakan sistem peredaran matahari sama dengan kalender Masehi. Awal tahun dari kalender ini dimulai pada tanggal 16 Mei dalam kalender Masehi atau 1 Sarawanai dalam kalender Bugis. Perhitungan yang dilakukan dalam melakukan konversi berdasarkan analisis konversi Penanggalan Bugis-Makassar dan Penanggalan Masehi oleh Muh. Fadil Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Perhitungan diambil dari setiap awal bulan dalam kalender Bugis yaitu mulai dari bulan Sarawanai hingga bulan Jettai. Kalender Bilang Taung Bugis selain digunakan oleh suku Bugis juga digunakan oleh suku Makassar. Nama-nama dalam kalender ini antara lain: Sarawanai, Padawaranai, Sujiari, Pacingkai, Posiyai, Mangasirai, Magasettiwi, Mangalompai, Nagai, Palagunai, Biasakai, dan Jettai. Implementasi kalender ini bisa diterapkan konversi penanggalannya ke kalender Masehi dan Hijriah. Hadirnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya pelestarian kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bugis.
Kata Kunci: Historisitas, Formulasi, Kalender Bilang Taung, Ilmu Falak
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##