Keanekaragaman capung sebagai bioindikator kualitas perairan di Joyosuko, Tombro, dan Bedengan
DOI:
https://doi.org/10.24252/filogeni.v5i2.57130Keywords:
Bioindikator kualitas air, Capung, Indeks Shannon-Wiener, Keanekaragaman spesies, Konservasi ekosistemAbstract
Capung (Odonata) berperan penting dalam ekosistem sebagai predator alami dan bioindikator kualitas perairan. Penelitian ini mengkaji keanekaragaman dan persebaran capung di tiga habitat berbeda di Kota Malang yaitu Sungai Joyosuko Metro, Persawahan Tombro, dan Bumi Perkemahan Bedengan. Pengamatan dilakukan pada April–Mei 2025 melalui penangkapan langsung menggunakan insect net selama satu jam di tiap lokasi pada pagi, siang, dan sore hari. Identifikasi spesies dibantu oleh aplikasi Picture Insect dan panduan lapangan, dengan analisis menggunakan indeks Shannon-Wiener dan indeks kemerataan. Sebanyak enam spesies capung (54 individu) dari subordo Anisoptera dan Zygoptera ditemukan. Pantala flavescens mendominasi di Joyosuko, sementara empat spesies Zygoptera ditemukan di Bedengan. Indeks keanekaragaman tertinggi tercatat di Bedengan (H’ = 0,943), diikuti Joyosuko (H’ = 0,366) dan Tombro (H’ = 0,264), seluruhnya dalam kategori keanekaragaman rendah. Hasil ini menegaskan peran capung sebagai bioindikator air dan pentingnya pelestarian habitat perairan untuk keberlanjutan ekosistem.