Identifikasi dan penanganan kasus skabies pada kucing domestik (Felis domesticus) di UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kota Makassar

Artha Rezki Permatasari; St. Aisyah Sijid; Nurmayanti Nurmayanti

doi:10.24252/filogeni.v5i1.53471

Authors

Artha Rezki Permatasari Prodi Biologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
St. Aisyah Sijid Prodi Biologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Nurmayanti Nurmayanti UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kota Makassar

DOI:

https://doi.org/10.24252/filogeni.v5i1.53471

Keywords:

Ektoparasit , Kucing domestik , Penyakit skabies , Sarcoptes scabiei, Zoonosis

Abstract

Penyakit skabies merupakan merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau yang bersifat parasit pada kulit. Penyakit skabies ini disebabkan oleh tungau ektoparasit yang hidup di daerah kulit dengan membuat terowongan pada area stratum corneum yaitu Sarcoptes scabiei. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah kasus skabies pada kucing domestk di UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kota Makassar, termasuk metode diagnosis, pengobatan, dan perawatan lanjutan, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan sampel kulit pada bagian wajah, telinga, kaki dan bagian punggung kucing domestik di bawah mikroskop untuk melihat jenis tungau skabies yang menginfeksi kucing tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat 7 kucing domestik terinfeksi penyakit skabies dan lesi pada bagian badan, telinga dan kaki kucing domestik dan setelah proses pemeriksaan laboratorium, ditemukan parasit jenis S. scabiei yang menyerang kucing DSH (Domestic Short hair). Hewan-hewan yang terinfeksi memiliki gejala dan tingkat keparahan infeksi yang berbeda sehingga penanganan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi. Pengobatan yang diberikan yaitu antara lain Revolution for cat® dan Wormectin.

References

[1] L. R. Finka, “Conspecific and human sociality in the domestic cat: consideration of proximate mechanisms, human selection and implications for cat welfare,” Animals (Basel), vol. 12, no. 3, pp. 1-20, 2022, doi: 10.3390/ani12030298.

[2] N. Islamiyah, D. B. F. Anggriawan, A. A. Khoiriyah, R. Edila, and A. Yudhana, “Laporan kasus infeksi endoparasit Ancylostoma Spp. pada kucing domestik liar (Felis catus),” Prosiding Seminar Nasional Kedokteran Hewan dan Call of Paper, pp. 63–71, 2020.

[3] B. Moroni, L. Rossi, C. Bernigaud, and J. Guillot, “Zoonotic episodes of scabies: A global overview,” Pathogens, vol. 11, no. 213, pp. 1-12, doi: 10.3390/Pathogens11020213.

[4] H. Susanto, M. Kartikaningrum, R. S. Wahjuni, S. H. Warsito, and M. G. A. Yuliani, “Kasus scabies (Sarcoptes scabiei) pada kucing di Klinik Intimedipet Surabaya,” Jurnal Biosains Pascasarjana, vol. 22, no. 1, pp. 37-45, doi: 10.20473/jbp.v22i1.2020.37-45.

[5] A. Subedi, “Management of scabies in a dog: A case report,” Research Square, pp. 1-3, 2021, doi: 10.21203/rs.3.rs-453097/v1.

[6] A. K. De., et al., “Host-parasite interaction in sarcoptes scabiei infestation in porcine model with a preliminary note on its genetic lineage from India,” Animals, vol. 10, no. 12, pp. 1–24, 2020, doi: 10.3390/Ani10122312.

[7] F. I. Kamil, Y. N. Narindria, K. A. Notodiputro, L. N. A. Mualifah, and S. S. M. P Putra, “Prevalence and risk factors of scabies in cats at koiverde petcare clinic during 2022,” Jurnal Medika Veterinaria vol. 18, no. 2, pp. 71–76, 2024, doi: 10.21157/J.Med.Vet..V14i2.38993.

[8] A. R. R. Arimurti, V. Rohmayani, D. Artanti, R. Daesusi, M. Alvian, and V. L. Anggraeni, “Peran penting pemilik kucing terhadap kesehatan kucing peliharaan di wilayah Tambaksari, Surabaya,” Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat, vol. 03, no. 02, pp. 182–186, 2023, doi: 10.58794/jdt.v3i2.564.

[9] T. I. Solikhah, G. P. Solikhah, and R. J. K. Susilo, “Aloe vera and virgin coconut oil (VCO) accelerate healing process in domestic cat (Felis domesticus) suffering from scabies,” Iraqi Journal of Veterinary Sciences, vol. 35, no. 4, pp. 699–704, 2021, doi: 10.33899/Ijvs.2020.127884.1539.

[10] I. Indah, S. A. Sijid, and N. Nurmayanti, “Identifikasi kasus sarcoptes scabiei pada hewan peliharaan di UPTD Pusat Kesehatan Hewan Makassar,” Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi, vol. 3, no. 2, pp. 106–111, 2023, doi: 10.24252/Filogeni.V3i2.34694.

[11] N. A. L. Zulmi, M. Munawaroh, and C. D. Atma, “Deteksi dan prevalensi penyakit scabiosis pada kucing di klinik praktek dokter hewan Kota Mataram,” Mandalika Veterinary Journal, vol. 3, no. 2, pp. 22-28, 2023.

[12] M. Colombo, S. Morelli, M. Sacra, G. Trezza, B. Paoletti, D. Traversa, and A. D. Cesare, “An uncommon and severe clinical case of Sarcoptes scabiei infestation in a cat,” Pathogens, vol. 12, no. 62, pp. 1-6, 2023, doi: 10.3390/Pathogens12010062.

[13] T. Widiyaningtyas, I. M. Wirawan, and S. H. Mahmud, “Diagnosis of feline skin disease using C4.5 algorithm,” 2020 5th International Conference on Informatics and Computing, ICIC 2020, pp. 1-4, 2020, doi: 10.1109/Icic50835.2020.9288520.

[14] E. Susetyarini, P. Wahyono, R. Latifa, and. E. Nurrohman, “Identifikasi parasit dan tingkat keparahan penyakit scabies pada kelinci New Zealand sebagai bahan preparat,” Lombok Journal of Science, vol. 2, no. 2, pp. 28-33, 2020.

[15] H. H. N. Alautaish, H. A. Naji, Z. Abudal, H. Saud, and B. G. Ghalib, “Clinical study of common bacterial, fungal and parasitic skin diseases in cats,” Advancements in Life Sciences, vol. 11, no. 3, pp. 580-584, doi: 10.62940/als.v11i3.1873.

[16] F. Octavia., and R. Sumarmin, “Profil reproduksi kucing betina ras persia (Fellis catus) di Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu,” Serambi Biologi, vol. 6, no. 1, 2021.

[17] B. Dixit, S. Meshram, A. K. Jha, and R. Khare, “Parasitic fauna associated with reproductive disorders,” in Principles and Practices of canine and feline clinical parasitic diseases, pp. 161–172, 2024, doi: 10.1002/9781394158256.Ch16.

[18] W. Li, X. Li, L. Song, H. Li, Y. Wu, and J. Li, “Optical microscopic study on a novel morphological classification method of multiple diagnostic features of Sarcoptes scabiei var. Hominis,” Parasitology, vol. 150, no. 11, pp. 1070–1075, 2023, doi: 10.1017/S0031182023000938.

[19] P. Arora, L. Rudnicka, M. Sar-Pomian, U. Wollina, M. Jafferany, T. Lotti, R. Sadoughifar, Z. Sitkowska, and M. Goldust, “Scabies: A comprehensive review and current perspectives,” Dermatol Ther., vol. 33, no. 4, pp. e13746, 2020, doi: 10.1111/dth.13746. Epub 2020 Jul 6.

[20] A. Arum, M. Hidayah, W. Tyasningsih, S. Soeharsono, and R. Wulansari, “Prevalence and scabies severity rate on a goat at Mempawah Hilir, Mempawah District West Kalimantan Province,” Journal of Parasite Science, vol. 5, no. 1, pp. 5-10,2021, doi: 10.20473/jops.v5i1.29956.

[21] E. E. Siddig and R. Hay, “Laboratory-based diagnosis of scabies: A review of the current status,” Oxford: Oxford University Press, 2022, doi: 10.1093/Trstmh/Trab049.

[22] R. F. Trasia, “Scabies in Indonesia: Epidemiology and prevention,” Insights in Public Health Journal, vol. 1, no. 2, pp. 30-38, 2021, doi: 10.20884/1.Iphj.2020.1.2.3071.

[23] D. K. Sia, K. B. Mensah, T. Opoku-Agyemang, R. D. Folitse, and D. O. Darko, “Mechanisms of ivermectin-induced wound healing,” BMC Vet Res, vol. 16, no. 1, pp. 1-12, 2020, doi: 10.1186/S12917-020-02612-Z.

[24] I. P. Hermawan, K. Desiandura, and H. C. PramudaWardhani, “Ivermectin versus Selamectin and Fipronil as ectoparasite treatment in cats and dogs: A literature review. Media Kedokteran Hewan, vol. 35, no. 2, pp. 181-198, 2024, doi: 10.20473/Mkh.V35i2.2024.181-198.