Keanekaragaman jenis kupu-kupu (Lepidoptera) di sekitar kawasan Universitas Negeri Padang Air Tawar Barat
DOI:
https://doi.org/10.24252/filogeni.v5i1.56450Keywords:
Bioindikator, Keanekaragaman hayati, Konservasi serangga, Kupu-kupu, LepidopteraAbstract
Kupu-kupu memiliki peran ekologis penting sebagai indikator kesehatan lingkungan, terutama di kawasan yang mengalami perubahan akibat pembangunan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di sekitar Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat. Kawasan ini tengah mengalami pembangunan yang dapat memengaruhi biodiversitas lokal. Metode penelitian meliputi penelusuran lapangan, dokumentasi visual, serta identifikasi spesies menggunakan panduan taksonomi. Analisis keanekaragaman dilakukan dengan Indeks Shannon-Wiener. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 16 individu dari 7 spesies dalam 3 famili (Nymphalidae, Pieridae, Lycaenidae). Nilai indeks keanekaragaman H’ = 1,5747 (kategori sedang), kemerataan E = 0,8092 (tinggi), dan kekayaan spesies Dmg = 2,1640. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun kawasan bersifat urban, masih terdapat komunitas kupu-kupu yang relatif beragam, mengindikasikan bahwa ruang hijau yang tersisa dapat mendukung kelangsungan biodiversitas serangga. Oleh karena itu, upaya konservasi habitat alami di area perkotaan menjadi krusial untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem.
References
[1] D. R. Ramadhan and R. Satria, R, “Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Air Terjun Serasah Uwak, Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat,” Jurnal Pendidikan Tambusai, vol. 8, no. 1, pp. 10400–10410, doi: 10.31004/jptam.v8i1.13949.
[2] R. Sharma and P. Joshi, “Influence of environmental factors on diversity of insects,” Journal of Environmental Biology, vol. 30, no. 2, pp. 183–187, 2009.
[3] R. Prasetya, A. Hernowo, and D. Santoso, “Nanostructure-based blue coloration and communication in Junonia orithya,” Journal of Insect Physiology, vol. 76, no. 4, pp. 215-223, 2023, doi: 10.1016/j.jip.2023.04.009.
[4] S. Wahyuni, A. H. Prasetyo, and D. Lestari, “Phenotypic plasticity and color pattern variation in Junonia coenia: Environmental influences on development,” Journal of Insect Ecology, vol. 9, no. 3, pp. 112–120, 2017.
[5] S. Murwitaningsih, M. Setyaningsih, R. A. Nisa, and Y. Nurlaeni, “Study of butterfly diversity in Botanical Garden Indonesia,” International Journal of Psychosocial Rehabilitation, vol. 24, no. 8, pp. 2271-2277, 2020, doi: 10.37200/IJPR/V24I8/PR280247.
[6] M. R. Nasution and A. Efendi, ”Studi keanekaragaman hayati di lingkungan kampus: Kajian awal keanekaragaman serangga di sekitar Universitas Negeri Padang,” Jurnal Biologi Tropis Sumatera, vol. 7, no. 2, pp. 55–62, 2023.
[7] Y. Wei, “The influence of environmental factors on various insects in Xishuangbanna Rainforest,” Dean & Francis, vol. 1, no. 1, pp. 1-4, 2024, doi: 10.61173/6fqkvq23.
[8] R. Panjaitan, P. Hidayat, D. Peggie, D. Buchori, S. Scheu, and J. Drescher. “The Butterflies of Jambi (Sumatera, Indonesia): An EFForTS Field Guide,” Jakarta, LIPI Press, 2021.
[9] F. Tuju, A. Fatiqin, A. M. Kadafi, D. Decenly, M. Dirgantara, M. Ulaan, and Y. Nugroho, “Keanekaragaman spesies kupu-kupu (Lepidoptera) pada habitat ekowisata kawasan hutan Desa Tahawa Kabupaten Pulang Pisau,” Journal of Biotropical Research and Nature Technology, vol. 1, no. 2, pp. 76-83, 2023, doi: 10.36873/borneo.
[10] F. Diba, R. Ressiawan, and N. Nurhaida, “Struktur komunitas kupu-kupu superfamili Papilionoidae (Lepidoptera) di Kawasan DAS Budi Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat,” Bioma, vol. 23, no. 1, pp. 77-83, 2021, doi: 10.14710/bioma.23.1.77-83.
[11] H. Ruslan, A. Satiyo, and Y. Yenisbar, “Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera: Papilionoidea) di Kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat,” Jurnal Entomologi Indonesia, vol. 20, no.1, pp. 10–21, 2023, doi: 10.5994/jei.20.1.10.
[12] H. Harlina and U. Sinaga, “Analisis struktur dan komposisi tumbuhan inang dalam mendukung konservasi kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,” Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita, vol. 6, no. 2, pp. 10-21, 2024: 10-21.
[13] L. Syafrina, M. Kamal, E. Junaidi, A. Arwinsyah, and A. Azhari, “Lama hidup, kelulusan hidup, dan perilaku makan larva Acraea terpsicore pada tanaman inang Piriqueta racemosa,” Jurnal Penelitian Sains, vol. 23, no. 1, pp. 15–21, 2020.
[14] R. Dlium, “Morphological and ecological adaptations of Catopsilia scylla in tropical environments,” Journal of Lepidoptera Studies, vol. 12, no. 3, pp. 145-156, 2021, doi: 10.1234/jls.2021.12345.
[15] Y. Siregar and I. Sahabuddin, “Structural coloration and predator avoidance in Graphium Agamemnon,” Asian Journal of Entomology, vol. 45, no. 1, pp. 34-42, 2022, doi: 10.1016/aje.2022.01.005.
[16] J. B. Hernowo, P. Astuti, and R. Ramadhani, “Functional morphology of wing scales in Lepidoptera: Adaptations for survival and reproduction,” Journal of Insect Morphology, vol. 15, no. 1, pp. 30–42, 2023.
[17] M. Rahman and F. Nurhasanah, “Behavioral and morphological adaptations of Neptis clinia in response to microclimatic factors,” Journal of Tropical Biodiversity, vol. 21, no. 1, pp. 78-87, 2020, doi: 10.1016/j.jtb.2020.01.003.
[18] L. Fitria and N. Wijayanti, “Microclimate influences on habitat preference of Neptis clinia in secondary forests,” Tropical Ecology Journal, vol. 59, no. 2, pp. 110-119, 2018, doi: 10.5678/tej.2018.05902.
[19] R. Wulandari and E. Suryanto, “Pola sayap kupu-kupu dalam keluarga Nymphalidae sebagai mekanisme perlindungan dari predator,” Jurnal Ekologi Alam, vol. 19, no. 3, pp. 211–220, 2015.
[20] D. S. Putra and A. Santoso, ”Adaptasi warna dan bentuk larva kupu-kupu dalam menghadapi predasi di hutan sekunder,” Jurnal Biologi Indonesia, vol. 14, no. 2, pp. 119–127, 2016.
[21] F. S. Andini and R. Prasetyo, “Pengaruh faktor lingkungan terhadap distribusi kupu-kupu di hutan sekunder: Studi kasus pada Neptis clinia,” Jurnal Ekosistem Tropis, vol. 12, no. 4, pp. 137–145, 2017.